Selasa, 18 Desember 2012

Let Your Tears Go

18.12.2012
 Hari ini, aku kembali menitikkan air mata ku untuk yang kesekian kalinya. Kali ini, air mata ku tumpah di tempat yang agak kurang tepat sepertinya, namun bukan sekali ini aku menitikkannya di tempat ini. Kali ini, sekali lagi cemoohan aku dapat karna air mataku. Di kantor tempat aku bekerja, lagi-lagi aku tumpahkan emosi ku dalam bentuk tangisan yang cukup dalam. Bukan, bukan masalah kantor yang aku terima sehingga membuatku menangis, aku hanya terharu karna saking rindu nya aku dengan rumah, kedua orang tuaku, dan adik-adik ku. Seandainya mereka tahu, menangis adalah salah satu caraku dalam meluapkan emosi, baik senang, sedih, marah, atau bahkan senang. Bukan sekali ini aku menangis, pada saat temanku menceritakan tentang kehidupannya yang menurutku, aku menangis memang. saat temanku menceritakan tentang perjalannya menuju Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah Hajim aku pun menangis. Tapi apakah semua itu karna aku merasakan kesedihan? Belum tentu kawan. Kau tidak harus merasa sedih atau lemah untuk menitikkan air mata mu. Hanya hati mu yang tahu kapan kau harus menangis. Tangis mu bukan lemah mu, tangis mu bukan sedih mu, tangis mu bahagia mu.
Namun kini aku merasa senang, entah itu tanggapan terhadap salah satu ocehan ku di twitter tentang tangisan atau karna hal lain. Tapi yang pasti, rekomendasi seorang teman untuk membaca sebuah kultwit dari seseorang yang dia kenal cukup membantu. Tidak hanya kultwit rekomendasi nya, namun karna setidaknya perhatian yang dia berikan terhadap apa yang aku tumpahkan. Tulisan mulai merembet kemana-mana nih, jadi seperti nya cukup sekian tulisan saya kali ini. :)


NB: Pesan dari tulisan ini adalah, jangan pernah menghakimi orang lain atas apa yang kamu lihat saat ini. Bisa saja apa yang kamu lihat bukanlah seutuhnya dirinya, hanya bagian kecil saja. Kenali dan pahami lebih banyak baru kamu bisa menilai sifat seseorang. :)